Roda Kehidupan Selalu Berputar (this is real)

Ada pepatah yang mengatakan bahwa roda kehidupan selalu berputar. Terkadang kita berada diatas, namun tak menutup kemungkinan kita jatuh dan terinjak-injak. Kemudian hati kita remuk dan hancur. Seakan Tuhan meninggalkanmu dan melupakanmu, padahal tidak seperti itu, Tuhan menguji kita karena cinta dan kasihNya.

Aku melihat hal itu tepat dihari yang penuh puji-pujian ini. Seorang kerabat lama datang ke rumah ibadah dengan segala kerendahan hatinya. Seorang wanita 30-an yang bertubuh kurus dan berkulit hitam terbakar matahari duduk di pojok kursi Gereja dengan wajah yang apa adanya. Pakaiannya terlihat mencolok, bukan karena yang dikenakannya gaun sutin berhiaskan berlian, tetapi setelan kaos putih yang lusuh dan penuh noda dengan celana bahan yang melampaui kakinya. Kakinya diliputi bercak-bercak tanah, ia memakai sendal jepit yang tidak sesuai dengan ukuran kakinya yang mungil.

Akhirnya ia meluangkan waktunya sebentar untuk berkunjung kerumah kami. Di perjalanan aku sempat meneteskan air mata melihatnya dengan keadaan yang seperti ini. Aku membayangkan jika aku berada diposisinya, kuatkah aku menjalani hidup yang sangat berbeda dengan sebelumnya ?

Dulu, ketika ia masih kecil ia adalah salah satu keluarga kalangan atas di lingkungannya. Ketika barang-barang elektronik masih asing dimiliki, keluarganya sudah memiliki mobil, motor bahkan komputer yang adalah barang langka di jamannya. Hidupnya saat itu sungguh tidak berkekurangan. Seakan semua hanya tinggal dikatakan dan apa yang diinginkan mucul dalam seketika.

Setelah ayahnya meninggal dunia, keluarganya jatuh berantakan. Ibunya menikah lagi, warisan peninggalan sang ayah menjadi rebutan dan tak ada lagi kasih sayang seperti dahulu.

Saat itu ia sudah memiliki keluarga sendiri, namun tidak berjalan dengan mulus. Semakin lama ia kehilangan apa yang dimilikinya. Warisan yang dimilikinya tidak menjadi kepunyaannya. Dengan saudara kandungnnyapun sudah tidak memiliki tali persatuan lagi.

Hidupnya berubah. semua gadget yang ia punya lenyap. Ia dan keluarga barunya hidup dengan tidak layak. ia bekerja, namun pekerjaan itu adalah pekerjaan yang tidak sama sekali terbayang olehku. Pemulung, ya pemulung.

Dalam panas dan hujan ia memungut sisa-sia botol aqua, kardus-kardus bekas, kaleng-kaleng susu dan segala macam jenis besi dari yang berkarat hingga yang paling baru. Pasar menjadi tujuan utamanya. Demi anaknya yang sangat ia cintai ia menghilangkan segala rasa malu dan membuat mentalnya sekuat baja.

Sebagai wanita aku yakin ia ingin ingin memiliki aura wanitanya. Menjadi cantik, memiliki rambut indah yang menawan dan mempunyai kulit selembut sutra. Memakai gaun yang cantik dan berdampingan dengan suami yang ia kasihi. namun itu semua seakan hanyalah angan-angan belaka untuknya. Ia membiarkan dirinya dibakar sinar matahari, memotong rambutnya seperti laki-laki dan sama sekali tidak menyentuh alat rias.

Namun itu tidak mengecilkan hatinya. Malah ia berjuang untuk hidupnya. Menjadi rendah dihadapan manusia tidak membuatnya rendah dihadapan Tuhan. Kita yang masih diberi kekuatan dan kecukupan hendaklah tidak hidup secara berlebihan, syukurilah setiap apapun yang kita miliki. Amin ...

Comments

Popular posts from this blog

[Review] Mr. Sunshine, Reinkarnasi Jin Goo dan Kim Ji Won di DotS!

[FanFict] DO TIMJANG VOICE 3

Study In UK !!!