SOEKARNO: Ungkapan Kekaguman
Mungkin ini hanya sebuah euforia setelah menonton film yang cukup luar biasa mengisi akhir tahun Saya. Atau mungkin Saya benar-benar ingin menulis tentang sosok besar ini? Entahlah, yang jelas tulisan Saya yang sedikit lebih formal dari biasanya ini Saya lakukan untuk menyesuaikan dengan tema pikiran Saya saat mengetik kata-kata yang membentuk rangkaian kalimat tentang kekaguman akan sosok Bapak Negeri ini.
Soekarno. Apa
yang kalian pikirkan ketika mendengar nama itu?
- Sejarah?
- Presiden?
- Proklamator?
- Merdeka?
- Atau bahkan
anak beliau yang pernah menjabat sebagai Presiden seperti halnya beliau,
Megawati Seokarno Putri?
Bagi Saya, ketika
nama Soekarno muncul, dua hal yang pertama ada dalam benak Saya adalah Indonesia
dan Pemimpin. Mungkin yang lainnya juga, berpikir sama seperti Saya. Indonesia, jika beliau tidak berjuang bersama
para pemuda dan pendukungnya serta rakyat yang berhasil di ambil hatinya, tidak
akan pernah ada. Beliau, sosok laki-laki berkarisma yang membuat kita dapat
menyandang nama Indonesia sebagai identitas bangsa. Beliau, yang selalu
mencintai rakyatnya membuat kita dapat dengan bangga menyebut Indonesia dimata
dunia sebagai negara merdeka, sebagai negara yang penuh semangat patriotisme.
Itu semua tidak lain tidak bukan karena ia sosok seorang pemimpin. Pemimpin
yang penuh tanggung jawab terhadap bangsanya. Pemimpin yang penuh kesabaran
sekaligus penuh keberanian dalam menghadapi para penjajah negeri. Sosok
pemimpin yang sulit dicari di zaman gadget ini.
Pandangan bahwa Soekarno
adalah satu-satunya pemimpin paling berakal dan berbudi, setidaknya bagi Saya,
adalah karena Alm. Bapak Saya yang sangat mengagumi dan menghormati sosok
beliau. Bapak pernah bilang bahwa pengalaman paling berkesan bagi Bapak adalah
ketika Bapak menerima penghargaan langsung dari beliau sambil berjabat tangan.
Mungkin saat itu tidak hanya Bapak yang menerimanya, mungkin tentara-tentara
lain juga sama bangganya dengan Bapak. Tapi Bapak menghormati sosok Soekarno
bukan hanya karena menerima penghargaan tersebut. Bapak mengatakan bahwa Bung
Karno, begitu Bapak memanggilnya –seperti kebanyakan orang pada waktu itu-,
adalah sosok baik hati yang penuh karisma.
Sejak dulu nama
Soekarno sudah tertanam di pikiran Saya seperti itu. Itu juga salah satu penyebab
Saya menjadi anggota Pasukan Pengibar Bendera Sekolah. Ah, betapa bangganya
Saya mengenakan Pakaian Dinas Harian ketika membentangkan Merah Putih dihadapan
seluruh siswa sekolah Saya. Mungkin bagi mereka yang memiliki sudut pandang
berbeda, kegiatan Saya dan teman-teman lainnya sedikit tidak menarik atau
bahkan tidak berguna. Tapi setidaknya itulah hal kecil yang dapat Saya lakukan
untuk bangsa ini dan untuk Bapak Saya yang amat mengagumi pendiri negeri ini.
Bagi mereka yang
tidak mengerti dan memahami pikiran orang-orang seperti Saya, yang begitu
bangga membawa dan membentangkan Merah Putih, Saya ingin mengatakan bahwa
kalian harus mengerti. Bukan sok berjiwa nasionalisme atapun sok berjiwa patriotisme,
tapi kalian harus benar-benar mengerti, bahwa perjuangan –mungkin kalian juga
bosan mendengar kata ini- mereka, orang-orang seperti Bapak saya, tidaklah
mudah. Jangankan untuk mengibarkan Merah Putih, berbicara menggunakan Bahasa
Indonesia saja sulit jika dilakukan didepan para bangsa asing. Lebih parah lagi,
mereka harus bersembunyi pada waktu yang tepat agar tidak dibawa para penjajah
itu. Seperti yang Bapak Saya katakan, “dulu, waktu Bapak belum menjadi tentara,
waktu Bapak masih seusia anak SD jaman sekarang, ada tentara Jepang menyerbu
kampung, mencari anak-anak muda, lalu Bapak bersembunyi dikolong meja agar
tidak dibawa mereka,”. Sejak itu beliau mulai mencari cara untuk menjadi
seorang pembela Tanah Air, menjadi tentara.
Begitulah kiranya
cuplikan adegan yang dapat Bapak ceritakan pada Saya, jadi tidak heran juga
mengapa Saya suka dengan sesuatu yang bernuansa nasionalisme, yang bernuansa
sejarah dan berhubungan dengan apa yang dapat saya lakukan untuk negeri ini. Bukan
hal-hal besar seperti memimpin negeri ini atau memimpin organisasi manapun,
tapi hal kecil seperti memimpin diri saya sendiri. Hal kecil yang dapat membuat
saya bangga menjadi bagian dari negara ini. Hal kecil yang dapat membalas jasa
mereka yang telah membentuk, mendirikan dan mempertahankan negeri ini. Hal
kecil yang dapat membuat perjuangan Bapak Saya tidak sia-sia.
Terima kasih atas
film SOEKARNO-nya. Terima kasih karena telah membuat saya mengingat kembali bahwa
kita pernah memiliki pemimpin hebat negeri ini.
Comments